PEMBELIAN YANG EKONOMIS DAN
EFEKTIF
BAB
I
Pendahuluan
Secara umum pembelian bisa
didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s
transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai
arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi
organisasi.
Alasan yang sangat fundamental untuk
membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah
terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya
pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku
cadang yang diperlukan perusahaan.
Bagaimana cara sebuah perusahaan
dalam mengendalikan strategi pengadaan barangnya akan mempunyai pengaruh
langsung terhadap bagaimana perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya.
Pembelian yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk organisasi-organisasi
non profit dan pemerintah. Berbagai tekanan yang berkaitan dengan kurangnya
dana yang tersedia dan besarnya biaya, mendorong organisasi-organisasi tersebut
untuk beroperasi seefisien mungkin dengan biaya seminimum mungkin.
Dengan demikian, apapun jenis dan
ukuran perusahaannya, pembelian yang dilaksanakan dengan ekonomis dan efektif
amat diperlukan dalam upaya mencapai kondisi perusahaan yang sehat karena
pembelian merupakan kegiatan yang memerlukan pengerahan sumber daya dalam
jumlah besar.
Rumusan Masalah :
1. Proses Keputusan Pembelian
2. Memilih alternative terbaik
3. Memilih sumber-sumber pembelian
Tujuan Penelitian :
- Mengetahui Proses Keputusan Pembelian
- Mengetahui Memilih alternative terbaik
- Mengetahui Memilih sumber-sumber pembelian
BAB
II
Pembahasan
A. Proses
keputusan pembelian
Menurut (Kotler, 2000:I 204)
tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati
lima tahap, yaitu:
1. Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan
pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait
mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan
konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan
dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
3. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli,
yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif
dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses
evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat
produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat
arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan
unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan
keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.
Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut
yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat
beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu
prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen,atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen,atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
4. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen
membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya,
keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua
faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli.
Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai
harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi
yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang
diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah
niat pembelian.
5. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli,
yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada
rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas
dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan
prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,
konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila
melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka
pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang
lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak
akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan
antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini
menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi
produknya sehingga pembeli akan puas.
B. Memilih
Alternatif terbaik
Setelah konsumen menerima pengaruh
dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak
produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya
menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen,
tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan
dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk
membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Analiis Pengambilan Keputusan oleh
Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam
menganalisis pengambilan keputusan konsumen:
- Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat
keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang
tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man.
- Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau
sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu
mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi
selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau
menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man,
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan
dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
(heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
- Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong
utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang
berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang
menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.anggapan emotional man itu
tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya
lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Model Sederhana untuk menggambarkan
pengambilan keputusan konsumen.
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran Lingkungan
social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social,
budaya dan sub budaya
Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
a. Sadar akan kebutuhan
b. Mencari sebelum membeli
c. Mengevaluasi alternatif
a. Sadar akan kebutuhan
b. Mencari sebelum membeli
c. Mengevaluasi alternatif
Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
e. Sikap
Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
Evaluasi Setelah Pembelian
- Input
Komponen input merupakan pengaruh
eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi
nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
- Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan
pada cara konsumen mengambil keputusan.
Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan
yang saling berhubungan, yaitu :
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli
Jenis-jenis situasi dalam proses
pengambilan keputusan konsumen:
a.Situasi Komunikasi :
situasi pada waktu konsumen menerima
informasi,mempengaruhi perilaku konsumen. Bila konsumen sedang membutuhkan
produk, maka dia akan berada dalam situasi yang kondusif untuk menerima
informasi itu dan membentuk persepsi yang penting tentang produk. Apabila
seseorang baru saja mengetahui bahwa dia gagal dalam ujiannya, dia tidak akan
memperhatikan komunikasi pemasaran yang sedang berlangsung.
b.Situasi Pembelian :
situasi dapat pula mempengaruhi
situasi pembelian. Bila seseorang berbelanja sendiri, dia tidak akan melakukan
banyak pencarian informasi, seperti apabila dia pergi dengan teman-temannya
ataupun keluarga nya.
c. Situasi Penggunaan :
pada waktu orang ingin menjamu tamu
yang penting bagi dia, dia tidak akan memakai alat-alat makan yang biasa dia
pakai, tetapi akan membutuhkan peralatan makan yang lebih bagus.
d.Situasi Penggantian Produk :
keputusan untuk membuang bungkus
produk sebelum dan sesudah konsumsi, dan keputusan untuk menyingkirkan produk
yang sudah tidak dipakai lagi.
Sifat-sifat Pengaruh Situasional
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi bersama-sama dengan situasi
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi bersama-sama dengan situasi
- B. Memilih Sumber-sumber Pembelian
Sumber-Sumber Pembelian Eksteren
a.Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu
pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.Pustakawan
harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya tersebut,dan juga
sub-budaya,dan juga kelas sosial pembeli.Budaya memegang peranan yang sangat
penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat melekat di
dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh kebudayan-kebudayaan
asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang
sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan
prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua
konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa
kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga ia masih
dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk
dari luar.
Setiap kebudayaan masing-masing
terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi
dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya. Adalah faktor penentu
keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih
rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia
sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah
masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan
perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan
berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan
dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula
(seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan
kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme,
kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
b.Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta
pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus
dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku
konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan,
keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh
langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh
dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga
sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh
secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang.
Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status
sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang
atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
c.Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku
Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan
dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat.
Para anggota keluarga dapat
mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua
maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber
orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan,
disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Sumber-Sumber Pembelian Intern
a.Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi
bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme
– mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat,
dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika
organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan –
kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan
aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun
demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat
psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori
Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus),
disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
b.Belajar
Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka
belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan
penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa
obyek atau gagasan.
c.Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan
jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
Keputusan membeli oleh konsumen
dipengaruhi oleh banyak factor eksternal maupun internal faktor-faktor
eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya,
faktor-faktor faktor-faktor internal , misalnya motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen
juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dan perilaku beli terjadi. Situasi
komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran
produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan
sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat
diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli.
Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan
pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran Dalam mengambil keputusan
mengenai pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang
penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan
berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat
membuat keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif
sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen
dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar